Bumikan Ekonomi Syariah! - CSI FEB
Bumikan Ekonomi Syariah!

Bumikan Ekonomi Syariah!

Share This


oleh: Ida Ayu Calvandis 


Pagi-pagi ketika ingin berangkat kuliah saya menyetel dan mendengar siaran radio sambil menikmati kemacetan kota Jakarta, acara tersebut berkonsep interaksi antara penyiar dengan narasumber yang bertempat tinggal di Australia. Penyiar tersebut berbicara mengenai betapa timpangnya kekayaan yang dimiliki kaum oligarki di Indonesia dengan kaum menengah ke bawah. Bayangkan saja kekayaan salah seorang kaum oligarki di Indonesia itu sama dengan 600.000 masyarakat Indonesia berpenghasilan menengah ke bawah. Sungguh fantastis bukan???
            Jujur ketika mendengar info tersebut saya tidak terkejut lagi karena dulu saya pernah mendengar bahwa mahasiswa yang sedang menjalani kuliah di negeri China memiliki mobil keluaran terbaru dan tergolong mewah. Padahal masyarakat asli China itu sendiri hanya orang tertentu saja yang bisa memiliki mobil tersebut, yang sangat kaya raya. Sampai-sampai warga China heran, yang mereka tahu Negara Indonesia bukanlah Negara maju, penduduknya pun masih banyak yang berada di bawah garis kemiskinan. Lantas mengapa terlihat gamblang perbedaan itu? Apakah pemerintah tidak memiliki campur tangan untuk menciptakan keadilan di negrinya sendiri? Banyak sekali tanda tanya yang ada di pikiran mereka melihat realita yang ada. Sudah jelas bahwa sistem perekonomian di Indonesia belum memiliki pendistribusian yang merata, hal inilah yang menyebabkan kejadian ini bisa terjadi.
Hal tersebut disebabkan oleh sistem ekonomi yang dianut oleh Indonesia adalah neo-liberalisme. Dimana para kaum ekspatriat dibiarkan bebas mencari keuntungan sebesar-besarnya dengan mengesampingkan kepentingan orang banyak untuk kepentingan pribadinya. Kaum ekspatriat memiliki semacam kewenangan untuk memuluskan strategi bisnis mereka dengan memberikan royalti kepada pemerintahan baik daerah maupun pusat. Sehingga sesuatu yang illegal dapat menjadi legal hanya dengan sebuah suapan. Memang lucu di Indonesia ini keadilan adalah sesuatu yang sangat mahal dan susah untuk didapatkan oleh kaum miskin. Seakan-akan peraturan diciptakan memang untuk dilanggar dan diambil keuntungannya (suap).
Ambil contoh kecil, sebuah lahan yang direncanakan dalam tata ruang kota pemda khusus dijadikan sebagai taman kota (daerah resapan air), dengan sedikit uang dapat beralih fungsi menjadi pusat perbelanjaan (mal). Yang jika dipikir secara seksama itu hanya menguntungkan pihak developer, pemilik mal tersebut, dan pemda tentunya. Memang, tidak bisa dipungkiri bahwa perekonomian daerah tersebut akan terangkat dan terpacu untuk menggeliat dengan terciptanya lapangan kerja baru. Tetapi tidak bisa dikesampingkan juga dampak negatif dari pembangunan yang salah tersebut yakni, banjir dan kemacetan. Berapa kerugian yang akan diderita oleh lingkungan sekitar akan adanya banjir tersebut? Yang tadinya daerah tersebut bebas banjir semenjak mal itu berdiri berubah menjadi daerah rawan banjir. Daerah yang tadinya bukan daerah macet menjadi langganan macet. Selain itu penyumbang GDP terbesar negeri ini adalah para pengusaha besar dan konsumsi masyarakatnya yang sangat tinggi. Padahal sektor UMKM dan para pedagang kecil (asongan, tukang ojek, black market, dll) memiliki pangsa yang besar tetapi GDP tidak pernah melihat itu sehingga yang terjadi GDP yang tinggi tidak merefleksikan kesejahteraan masyarakatnya, sangat berbanding terbalik.
Ironisnya pemerintah memang hanya memperhatikan kalangan konglomerat atau orang-orang atas, dan mereka diberikan pelayanan yang baik dengan kemudahan-kemudahan yang bisa didapat. Andai semua petinggi pemerintahan di Indonesia memiliki akhlak yang Islami, tekad yang kuat untuk mewujudkan kesejahteraan umat dengan mengesampingkan egoisme pribadi, ditambah dengan sistem ekonomi yang berbasis syariah, juga bersatu padu antar semua elemen untuk menjadikan Indonesia sebagai Negara maju. Maka tidak ada yang mustahil, dengan sistem ekonomi syariah distribusi pendapatan akan dibuat adil. Ada ZIS, BMT, perbankan syariah, asuransi syariah, pegadaian syariah, reksadana syariah, dsb yang dapat menggerakkan perekonomian dengan prinsip kemaslahatan umat. Insya Allah saya berkeyakinan kebobrokan Indonesia akan bangkit menjadi tombak utama perekonomian dunia menggantikan Amerika Serikat. Amerika Serikat saja sekarang dengan sistem ekonomi yang diagung-agungkannya, runtuh. Masa iya kita mau mengikuti sistem perekonomiannya yang sudah jelas-jelas buruk. Merekapun sudah melirik dan mempelajari ekonomi Islam, dan mereka mengakui kehebatan, kekokohan dan kesempurnaan sistem ekonomi ini. Jadi, mau terus berdiam diri melihat dan menyaksikan tanpa berbuat apapun? Jangan berpikir dengan bangkitnya ekonomi syariah itu berarti Indonesia sedikit demi sedikit akan menjadi Negara Islam dan mengesampingkan agama lain. Tapi marilah berpikir secara realistis bahwa yang kita butuhkan saat ini adalah kesejahteraan, dan ekonomi syariah lah solusinya. Nilailah dari segi manfaat yang didapat bukan dari siapa pembawanya. Mari bumikan Ekonomi Syariah untuk Indonesia yang lebih baik!!!! BERGERAK MULAI DARI SEKARANG, DAN MULAI DARI DIRI SENDIRI!!! 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Pages