[Notulensi NOBITA] Tarbiyah Dzatiyah - CSI FEB
[Notulensi NOBITA] Tarbiyah Dzatiyah

[Notulensi NOBITA] Tarbiyah Dzatiyah

Share This



Notulensi NOBITA #4
Pemateri : Abdus Somad (Ketua LDK Syahid 22)
Tema : Tarbiyah Dzatiyah


Tarbiyah Dzatiyah artinya binaan terhadap diri sendiri. Maksudnya bagaimana cara kita untuk memperbaiki iman kita secara internal. Sebenarnya secara tidak langsung, kita telah membina sendiri ketika Ramadhan.

Urgensi Tarbiyah Dzatiyah:

1) At-Tahrim : 6
Allah memerintahkan kita untuk menjaga diri sendiri. Api neraka akan mengancam orang yang bermaksiat. Sebelum mengajak orang lain, introspeksilah diri sendiri. Agar orang lain dapat mencontoh perbuatan kita. Walaupun terkadang secara tidak langsung ketika mengajak orang, akan ada kesadaran dari diri sendiri (sebagai pengingat)
2) Maryam : 95
Ketika di akhirat nanti yang menanggung catatan amal kita adalah diri kita sendiri bukan orang lain. Ketika kita tidak mampu melihat Allah, maka yakinlah Allah selalu melihat kita (Ihsan). Oleh karena itu, berpikirlah sebelum berbuat sesuatu. Apakah akan disukai atau malah dibenci Allah?

Langkah Melakukan Tarbiyah Dzatiyah:

• MUHASABAH
Allah Maha Teliti setiap perbuatan hamba-Nya (terdapat dalam Al-Hasyr:16). Kita itu dianjurkan untuk muhasabah diri. Seperti sebelum tidur, berwudhulah kemudian renungkan perbuatan selama satu hari penuh. Tanyakan pada diri sendiri apa sudah lebih baik dari hari kemarin.
Orang yang beruntung adalah orang yang selalu meningkat amalan-amalannya. Walupun perbuatan yang kecil tapi konsisten, akan dicintai Allah karena Allah sangat senang terhadap orang yang istiqomah.
• TAUBAT
Allah selalu memberi kasih sayang kepada hamba-Nya meskipun banyak kesalahan. Kata At-Tawwab  bermakna Allah mengampuni orang secara berkali-kali, bukan hanya sekali. Maka dari itu, setiap setelah bermaksiat, segerakanlah taubat. Ketika iman turun, maka sesungguhnya kita bermaksiat kepada Allah. Tanda iman yazid yaitu bertaqwa kepada Allah. 
Ciri orang sombong kepada Allah adalah setelah salat, dia enggan berdoa namun langsung pergi meninggalkan tempat salat.
Untuk apa mengingat Allah? Agar hati menjadi tentram. Ketika mendengar ceramah lalu hati menjadi tentram, maka itulah pertanda ucapan dari orang yang hatinya baik. Al-Ghazali mengatakan bahwa Qalbun itu Malik yaitu raja. Tangan kaki itu Askar (prajurit). Maka prajurit akan mengikuti sang raja. Ketika hati dengki iri maka seluruh tubuh juga akan sakit. Hati yang sakit bisa disembuhkan, jangan sampai hati kita menjadi mati. Zikir kepada Allah yaitu setiap apapun yang terlihat maka kita melihat kekuasaan Allah dan malafadzkan kalimat-Nya.
Obat hasad cuma satu yaitu Fastagfirullah (mohon ampun pada Allah). Terkadang kita tidak bersyukur, kita itu pelaku maksiat namun Allah masih sayang sama kita. Ciri orang yang beriman yaitu yang selalu menjaga janji/amanah yang Allah janjikan surga Firdaus untuknya. Yang membedakan manusia dan hewan adalah akal. Yaitu untuk berpikir memanfaatkan ciptaan Allah. Orang yang bersyukur adalah taat sama Allah.
Apakah kita yakin shalat kita diterima Allah? Tidak bisa dijamin. Oleh karena itu, berdoalah kepada Allah agar diterima amal ibadah kita. Kita tidak bisa memastikan bahwa kita termasuk pewaris surga Firdaus Allah Subhanahu Wa Ta'ala.

Pertanyaan dan Jawaban :

1. [?] Ketika kita berbuat maksiat, kemudian taubat. Lalu berbuat lagi. Lagi dan lagi. Apakah taubat kita ini diterima?

[√] Allah memerintahkan untuk Taubatan Nasuha. Ciri-ciri taubat diterima adalah kita tidak melakukan maksiat itu lagi. Kita butuh Al-Mujahadah dalam bertaubat. Allah tidak pernah memberi label jahat seseorang meskipun telah bermaksiat. Contoh bahasa Allah: orang yang melampaui batas. Kenikmatan dari Allah adalah ampunan. Contoh dari Al-Mujahadah yaitu berkumpul sama dengan orang-orang baik.

[+] Allah itu tidak sama dengan makhluk. Bagaimanapun juga dalam memperbaiki diri harus ada mujahadah. Teruslah taubat, memperbaiki diri, karena kita tidak tahu ibadah mana yang Allah terima dan hidayah akan datang.

2. [?] Bagaimana adab dalam bercanda agar tidak ada yang sakit hati?

[√] Bacalah sebuah kira yaitu Kitab Al-Adabul Mufrad. Rasulullah juga sering bercanda. Namun candanya berupa hikmah. Maka dari itu pahamilah karakter setiap orang. Maka lebih baik diam, daripada bicara tapi tidak mengandung hikmah. Dalam berteman, jangan ada bully-an, olok-olokan, namun saling mendoakan.

3. [?] Bagaimana menghadapi orang yang berkomentar kurang baik atas setiap dakwah kita yang menyebarkan kebaikan (lewat sosmed)?

[√] Jangan baper. Orang yang ikhlas dan tulus, apapun risikonya harus diterima. Jika berniat menyebar kebaikan, maka istiqomahlah. Jika masih ada baper, pertanyakanlah niat dakwah kita. Pahami objek dakwah kita. Nah, kita harus ada diskusi yang menyenangkan agar tidak sakit hati. Dakwah tidak akan bisa menyentuh seseorang ketika kita tidak mengenal medan dakwah kita.

4. [?] Ketika berkumpul bersama orang-orang di luar, terkadang ada ghibah. Ketika ingin menjauh agar terhindar maksiat, khawatir dianggap sombong. Bagaimana cara mengatasinya?

[√] Sembari berkumpul cobalah untuk mengajak orang lain. Nah, inilah penting nya tarbiyah dzatiyah, agar menjadi bekal kita untuk dakwah kepada orang lain. Ketika berkumpul, seumpama ada ghibah. Ajaklah diskusi tentang baik buruk nya ghibah. Ketika ada yang menolak dakwah kita, maka serahkan kepada Allah. Dalam menyampaikan kebaikan, sampaikanlah perlahan, jangan seperti menghakimi.

5. [?] Ketika ada seseorang yang ucapannya menyakitkan hati dan saat menegurnya malah diblokir kontak. Namun, jika tidak ditegur orang tersebut tidak sadar diri. Bagaimana menyikapinya?

[√] Instrospeksilah diri sendiri terlebih dahulu. Apa yang salah dalam penyampaian? Apakah pernah berperilaku salah?
Setiap ada kejadian yang tidak sesuai, maka lebih baik salahkan diri sendiri terlebih dahulu baru mencari kesalahan yang lain. Hal ini agar kita tidak su'udzan dan dapat memperbaiki penyampaian kita agar lebih baik. Jika kasus ini hingga kontak diblokir, maka muncul masalah baru yaitu putusnya tali silaturahmi.

Closing Statement :

"Al-Ghazali mengatakan bahwasanya manusia tingkatannya di atas hewan dan di bawah malaikat. Tingkatan kita bisa lebih rendah dari hewan/setan jika diberi penglihatan, pendengaran, pergerakan kita untuk tidak baik. Begitu juga sebaliknya. Level kita akan naik jika berbuat baik dan akan turun jika berbuat maksiat.
Konsep kesombongan yaitu menolak kebenaran dan menghina manusia.
Sifat manusia:
- Binatang ternak : yang hanya makan dan tidur
- Binatang buas : selalu rakus
- Setan : dengki, hasad
- Malaikat : masih berbuat baik, yang mampu menyelematkan kita dari api neraka.
Hidup kita itu singkat, hari kemarin; sekarang; dan besok. Tentunya kita perlu bekal untuk pulang kampung, begitu juga di dunia harus mempersiapkan bekal untuk akhirat."

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Pages