Telanjur Benci - CSI FEB
Telanjur Benci

Telanjur Benci

Share This
Telanjur Benci




 “Pokoknya sebel! Sebelnya sampe ke tulang-tulang!” 

 “Dia itu nyebelin banget bikin aku kesel setengah mati!” 

Harimu kini benar-benar kacau hanya karena segelintir orang saja, sikapmu dalam memperlakukan orang berubah 180 derajat. Ingin rasanya kamu menumpahkan emosimu itu dengan melontarkan kalimat umpatan tepat mengenai wajahnya. Atau dalam kasus ekstrim kamu berniat untuk mencederainya dengan sumpah serapah.

Rasanya tidak ada satu pun kebaikan yang tersisa pada dirinya untuk bisa kamu ingat. Di dalam kacamatamu dia pokoknya adalah orang yang sangat salah dan begitu jahat karena telah mengusik hari-harimu yang indah. 


Begitu kamu ingat wajahnya, mendengar suaranya, atau bahkan mendengar namanya saja, tiba-tiba segala rekaman kejahatannya atas dirimu itu muncul, dan kemudian membuat gejolak di dalam dadamu. Mulanya seperti pemantik api yang membakar hatimu kemudian seluruh tubuhmu. Bahkan membakar catatan kebaikan yang kamu lakukan pada hari itu.

Sahabat.. Aku tahu hatimu benar-benar sakit. Namun sebenarnya kamu juga tidak ingin merasakan perasaan itu, bukan?

Adalah naluriah sebagai manusia untuk selalu ingin hidup damai.

Kamu ingin bara api di hatimu ini segera sirna bukan?

Kamu ingin hidup tanpa perlu menaruh benci pada siapa pun.

Kamu ingin bernapas dengan lega tanpa ada ganjalan disetiap helaannya.

Kamu ingin berlari mengejar mimpi tanpa ada hambatan yang menyusahkan bukan?


Maka sahabat..
Ingatlah seluruh kebaikannya, ingatlah bahwa kamu juga manusia yang punya salah dan cela. Ingatlah mungkin di luar sana ada orang-orang yang pernah kamu sakiti dan kamu tidak sadar akan hal itu namun orang yang kamu sakiti memilih memaafkanmu tanpa pernah kamu ketahui. 

Aku harap kamu punya hati seluas samudera yang bilamana ditumpahkan racun pun tidak akan membahayakan ikan di dalamnya. Aku harap kamu dapat berkomunikasi dengan bahasa yang meniadakan segala umpatan untuk keluar dari bibir, manakala kamu berada dalam situasi yang sulit dan memungkinkan kamu untuk berkata kasar.

Ingatkah kamu tentang kisah anak dari Nabi Adam yang menaruh benci pada saudaranya? 
Ingatkah kamu begitu marahnya Qabil hingga ia membunuh saudara laki-lakinya sendiri?
Ingatkah kamu kesudahan dari kisah mereka, bahwa Qabil amat menyesali perbuatannya?

Segala perbuatan yang berakar dari rasa benci telah membuka episode tragis dalam lembar sejarah manusia.

Lalu mungkin kamu bertanya dalam hati adakah marah yang terpuji?

Marah yang terpuji adalah kemarahan karena Allah, karena al haq, dan untuk membela agama-Nya. Khususnya ketika perkara-perkara yang diharamkan Allah kemudian dilanggar.


Sahabat..

Ketika kemarahan datang kepadamu, sambutlah ia dengan:
  • Mengucapkan ta’awudz (mohon perlindungan kepada Allah dari gangguan syaithan).
  • Diam, tidak berbicara.
  • Jika kamu berdiri, hendaklah duduk. Jika belum reda, hendaklah berbaring.


فَمَآأُوتِيتُم مِّن شَىْءٍ فَمَتَاعُ الْحَيَاةِ الدُّنْيَا وَمَاعِندَ اللهِ خَيْرٌ وَأَبْقَى لِلَّذِينَ ءَامَنُوا وَعَلَى رَبِّهِمْ يَتَوَكَّلُونَ وَالَّذِينَ يَجْتَنِبُونَ كَبَآئِرَ اْلإِثْمِ وَالْفَوَاحِشَ وَإِذَا مَاغَضِبُوا هُمْ يَغْفِرُونَ

Maka sesuatu apapun yang diberikan kepadamu, itu adalah kenikmatan hidup di dunia; dan yang ada pada sisi Allah lebih baik dan lebih kekal bagi orang-orang yang beriman, dan hanya kepada Rabb mereka, mereka bertawakkal dan (bagi) orang-orang yang menjauhi dosa-dosa besar dan perbuatan-perbuatan keji, dan apabila mereka marah mereka memberi ma’af. (Asy Syura : 36-37)

Refrensi:

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Pages