Isra Mi’raj merupakan peristiwa maha dahsyat yang dialami Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam. Sebelumnya, tak ada satu pun manusia yang mengalaminya. Menempuh perjalanan superkilat lalu naik ke langit hingga sidratul muntaha.Banyak peristiwa yang dialami Rasulullah sewaktu Isra Mi’raj sejak pemberangkatan hingga kembali. Apa saja peristiwa itu?Bagaimana kisahnya dan hikmah apa saja yang bisa dipetik? Berikut ini pembahasan lengkapnya.
Secara istilah, Isra’ adalah perjalanan Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam pada suatu malam dari Masjidil Haram di Makkah ke Masjidil Aqsa di Palestina.
Sebagaimana Allah telah
berfirman:“Maha
Suci Allah, yang telah memperjalankan hamba-Nya pada suatu malam dari Al
Masjidil Haram ke Al Masjidil Aqsha yang telah Kami berkahi sekelilingnya agar
Kami perlihatkan kepadanya sebagian dari tanda-tanda (kebesaran) Kami.
Sesungguhnya Dia adalah Maha Mendengar lagi Maha Mengetahui” ( QS. Al-Isra ayat 1 )
Mi’raj secara bahasa artinya adalah naik. Secara istilah adalah naiknya Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam ke sidratul muntaha. Dalam Al Qur’an, Mi’raj ini disinggung dalam surat An Najm.
“Dan sesungguhnya Muhammad telah melihat Jibril itu (dalam rupanya yang
asli) pada waktu yang lain, (yaitu) di Sidratil Muntaha. Di dekatnya ada surga
tempat tinggal, (Muhammad melihat Jibril) ketika Sidratil Muntaha diliputi oleh
sesuatu yang meliputinya. Penglihatannya (muhammad) tidak berpaling dari yang
dilihatnya itu dan tidak (pula) melampauinya. Sesungguhnya dia telah melihat
sebahagian tanda-tanda (kekuasaan) Tuhannya yang paling besar.” (QS. An-Najm:
13-18)
Isra Mi’raj merupakan tasliyah (hiburan) dari Allah Subhanahu wa Ta’ala untuk Rasulullah
shallallahu ‘alaihi wasallam yang dilanda duka hingga menyebut amul huzn (tahun
duka cita).Mengapa beliau berduka? Ada beberapa sebab. Pertama, istri beliau
Khadijah radhiyallahu ‘anha wafat pada bulan Ramadhan tahun 10 kenabian.
Khadijah adalah istri pertama Rasulullah yang
sangat beliau cintai. Sejak Rasulullah mendapat wahyu, Khadijah adalah orang
pertama yang mendukung beliau, ketika kembali dari gua hira’ dalam kondisi
demam, Rasulullah minta kepada Khadijah “zammilunii.. zammilinuii..” Selimuti
aku… selimuti aku. Lalu Khadijah menyelimuti beliau, menenangkan beliau,
memotivasi dan membangkitkan optimisme bahwa yang datang kepada beliau adalah
kebaikan.
Khadijah merupakan orang yang pertama beriman
dan mendukung dakwah beliau. Saat Rasulullah membutuhkan dana untuk dakwahnya
entah memerdekakan budak, membantu fakir miskin atau keperluan lainnya,
Khadijah yang mensupport beliau dengan hartanya. Khadijah pula yang memberi
beliau keturunan termasuk Fatimah. Khadijah pula yang dengan kedudukan mulianya
melindungi Rasulullah.
Maka wafatnya Khadijah merupakan duka
tersendiri bagi Rasulullah. Bagaimana mungkin kehilangan pendamping hidup
sejati dan pendukung dakwah hakiki bukan sebuah duka?
Tak berselang lama setelah Khadijah wafat,
paman beliau Abu Thalib juga wafat meskipun tidak mau masuk Islam, Abu Thalib
adalah pembela sejati Rasulullah. Beliau yang senantiasa pasang badan saat
orang-orang kafir Quraisy menyakiti Rasulullah atau hendak mencelakakannya.
Sepeninggal Khadijah dan Abu Thalib, posisi
Rasulullah semakin terjepit. Intimidasi kafir Quraisy semakin menjadi-jadi.
Dakwah di Makkah serasa tidak lagi memiliki celah untuk bergerak.
Namun Rasulullah tak mau berdiam diri. Dakwah
di Makkah dibatasi, beliau pun berupaya dakwah ke luar Makkah. Beliau pergi ke
Thaif dengan harapan di sana dakwah diterima. Namun apa yang terjadi? Penduduk
Thaif justru mengusir Rasulullah dan melempari dengan batu hingga kaki beliau
berdarah.
Setelah mengalami amul huzn inilah, Allah Subhanahu wa Ta’ala meng-isra’-kan Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam. Beliau diperlihatkan tanda-tanda kekuasaan Allah mulai dari perjalanan yang super kilat ke Baitul Maqdis, mengimami para Nabi di sana, lantas naik ke Sidratul Muntaha, bertemu dengan Allah Subhanahu wa Ta’ala dan mendapat perintah sholat lima waktu, juga diperlihatkan surga dan neraka. Semua rangkaian peristiwa itu merupakan tasliyah bagi beliau.
Kisah
Rasulullah Ketika Isra dan Mi’raj
Usai
shalat isya’ dan beristirahat sejenak, Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam
yang saat itu berbaring di Masjidil Haram didatangi malaikat Jibril. Dada
beliau dibelah.
“Lalu
hatiku dikeluarkan dan dicuci dengan air zamzam kemudian dikembalikan ke
tempatnya dan memenuhinya dengan iman dan hikmah,” sabda beliau dalam riwayat
Imam Bukhari.
Setelah itu didatangkanlah buraq yang
nantinya menjadi kendaraan beliau sewaktu isra. Buraq satu akar kata dengan
barq yang artinya kilat.
“Didatangkan
kepadaku Buraq –yakni seekor tunggangan berwarna putih, tinggi, lebih tinggi
dari keledai dan lebih pendek dari bighal, ia meletakkan langkahnya sejauh
pandangannya,” sabda Rasulullah dalam riwayat Imam Muslim dari Anas bin Malik.
Setiba di Masjidil Aqsa, beliau shalat dua
rakaat, mengimami ruh para Nabi. Usai shalat dan keluar dari Masjid Al Aqsa,
Malaikat Jibril datang membawa dua wadah minuman. Satu berisi susu dan satu
lagi khamar. Rasulullah pun memilih susu. “Sungguh engkau telah memilih
kesucian,” kata Jibril dalam lanjutan hadits tersebut.
Mi’raj pun dimulai. Rasulullah naik buraq
bersama Jibril hingga tiba di langit pertama. Mari kita simak kisah beliau
dalam hadits yang panjang, lanjutan dari hadits Shahih Bukhari dari Malik bin
Sha’sha’ah di atas.
Kemudian
Buraq tersebut pergi bersamaku ke sidratul muntaha yang lebar daun-daunnya
seperti telinga gajah dan besar buah-buahnya seperti tempayan besar. Tatkala
perintah Allah memenuhi sidratul muntaha, sidratul muntaha berubah dan tidak
ada seorangpun dari makhluk Allah yang bisa menjelaskan sifat-sifat Sidratul
Muntaha karena keindahannya. Maka Allah memberiku wahyu dan mewajibkan kepadaku
sholat 50 kali dalam sehari semalam.
Aku terus bolak-balik antara Rabbku dengan
Musa hingga Rabbku berfirman, “Wahai Muhammad sesungguhnya kewajiban sholat itu
lima kali dalam sehari semalam. Setiap sholat mendapat pahala 10 kali lipat,
maka 5 kali sholat sama dengan 50 kali sholat. Barangsiapa berniat melakukan
satu kebaikan yang dia tidak melaksanakannya maka dicatat untuknya satu
kebaikan. Dan jika ia melaksanakannya, maka dicatat untuknya sepuluh kebaikan.
Barangsiapa berniat melakukan satu kejelekan namun dia tidak melaksanakannya
maka kejelekan tersebut tidak dicatat sama sekali. Dan jika ia melakukannya,
maka dicatat sebagai satu kejelekan.”
Kemudian aku turun hingga
bertemu Musa lalu aku beritahukan kepadanya. Maka ia mengatakan, “Kembalilah
kepada Rabbmu dan mintalah keringanan lagi.”
Aku menjawab, “Aku telah berulang kali kembali kepada Rabbku hingga aku merasa
malu kepadaNya.”
Hikmah di balik peristiwa Isra’ Mi’raj
1. Setelah cobaan datang silih berganti, bahkan
Rasulullah mengalami tahun duka cita, Allah memberinya tasliyah (hiburan) dengan isra miraj ini.
2. Rasulullah memilih susu
untuk beliau minum sebelum mi’raj lalu Jibril memujinya. Ini menguatkan bahwa
Islam adalah agama fitrah dan kesucian.
3. Shalat Rasulullah
bersama para Nabi di Baitul Maqdis menunjukkan kedudukan beliau sebagai
pemimpin para Nabi.
4. Sesungguhnya Masjid Al
Aqsha memiliki kaitan erat dengan Masjidil Haram. Masjid Al Aqsha merupakan
tempat isra’ Rasulullah dan kiblat pertama umat Islam. Karenanya umat Islam harus
mencintai Masjid Al Aqsha dan mempertahankannya dari segala upaya penjajah
Yahudi yang hendak mencaplok dan merobohkannya.
5. Urgensi shalat dan
kedudukannya yang agung. Jika perintah lain cukup dengan wahyu melalui Malaikat
Jibril, perintah shalat langsung diturunkan Allah kepada Rasulullah tanpa
perantara Jibril. Shalat ini pula yang menjadi inti tasliyah (hiburan) bagi
hambaNya.
6. Rasulullah hendak
mencapai fase baru yakni hijrah dan mendirikan negara Islam di Madinah. Maka
Allah memurnikan barisan dakwah dengan isra miraj. Orang-orang yang tidak kuat
aqidahnya dan mudah goyang keyakinannya, mereka murtad setelah diberitahu
tentang isra miraj. Adapun yang imannya kuat, mereka justru semakin kuat
imannya.
7. Keberanian Rasulullah
sangat tinggi dalam berdakwah dengan menyampaikan isra miraj kepada mereka.
Meskipun mereka tidak akan percaya bahkan mencemooh dan mengolok-olok,
Rasulullah tetap menyampaikan. Beliau bahkan memberikan bukti-bukti empiris
kepada kafir Quraisy meskipun mereka justru menuduh beliau sebagai tukang
sihir.
8. Keimanan umat yang
paling sempurna adalah imannya Abu Bakar. Ketika orang-orang kafir Quraisy
mengabarkan bahwa Muhammad mengatakan telah isra miraj, beliau langsung
mempercayainya. “Jika yang mengatakan Rasulullah, aku percaya,” demikian logika
keimanan Abu Bakar sehingga beliau mendapat gelar Ash Shiddiq.
9. Rasulullah menyampaikan
bahaya penyakit masyarakat yang dilihatnya. Beliau diperlihatkan bagaimana
siksa untuk orang yang suka ghibah,
orang yang berzina, orang yang makan harta anak yatim, dan lain-lain.
10. Para sahabat menjadi
perhatian terhadap Masjid Al Aqsha yang saat itu berada dalam kekuasaan Romawi.
Kelak di masa kekhalifahan Umar bin Khattab, Masjid Al Aqsha bisa dibebaskan.
Demikian
pembahasan Isra Mi’raj . Semoga bisa bermanfaat dan dapat kita amalkan dalam
kehidupan sehari-hari. Wallahu a’lam bish shawab
Muchlisin
Sumber : https://bersamadakwah.net/isra-miraj/
Tidak ada komentar:
Posting Komentar