NOTULENSI DIPSI ( Pembangunan Ekonomi atau Perbaikan Kesehatan di Masa Pandemi, Mana yang Lebih Penting ? ) - CSI FEB
NOTULENSI DIPSI ( Pembangunan Ekonomi atau Perbaikan Kesehatan di Masa Pandemi, Mana yang Lebih Penting ? )

NOTULENSI DIPSI ( Pembangunan Ekonomi atau Perbaikan Kesehatan di Masa Pandemi, Mana yang Lebih Penting ? )

Share This

 

Pemateri: Mochamad Iqbal Nurmansyah, M.Sc.

Pembangunan Ekonomi atau Perbaikan Kesehatan di Masa Pandemi, Mana yang Lebih Penting?

     Sudah sekitar 1 tahun lebih, warga dunia (tak terkecuali Indonesia) berduka akibat adanya pandemi Covid-19 yang rasanya tak kunjung terselesaikan. Berbagai sektor di setiap negara merasakan dampaknya, termasuk ekonomi dan kesehatan masyarakat di Indonesia. Sebelum pandemi Covid-19 hadir sejak tahun 2020, berbagai jenis virus telah menghampiri Indonesia beberapa tahun lalu, di antaranya Spanish Flu (H1N1) Influenza Virus (tahun 1918), Asian Flu (H2N2) Influenza Virus (tahuhn 1957), Hong Kong Flu (H3N2) Influenza Virus (tahun 1968), serta Pandemic Flu (H1N1) Influenza Virus (tahun 2009). Setelah Pandemic Flu (H1N1) Influenza Virus menyerang dunia, selanjutnya Covid-19 (SARS CoV-2) Coronavirus yang datang menyerang seluruh masyarakat dunia hingga saat ini yang tercatat sekitar 3.27 juta kematian di dunia.

  •        Covid-19 (SARS CoV-2) Coronavirus

Pandemi Covid-19 yang dikabarkan berasal dari negeri panda ini, mempunyai berbagai macam cara penularan. Mulai dari sentuhan fisik, udara, dll. Kabar miringnya adalah virus ini tersebar akibat adanya pengembangan teknologi jaringan 5G. Diharapkan masyarakat tidak mudah terpancing dengan berita-berita yang tidak bisa dipertanggungjawabkan kebenarannya. Melihat pandemi Covid-19 yang sangat berbahaya bagi kita semua, berbagai macam kebijakan telah diterapkan oleh pemerintah. PSBB, social distancing, PPKM, Work From Home (WFH) hingga karantina bagi yang terkena virus Covid-19.

  •          Dampak Pandemi Covid-19 terhadap Ekonomi Mikro

Salah satu kebijakan pemerintah yang berdampak langsung terhadap ekonomi mikro masyarakat, yaitu kebijakan Work From Home (WFH). Berbagai sektor seperti industri, transportasi, wisata, dll mengalami penurunan pendapatan yang signifikan. Secara umum, pandemi Covid-19 telah menekan perekonomian Indonesia bahkan dunia.

  •         Korelasi antara Ekonomi dan Kesehatan

Hubungan antara kondisi ekonomi pada kesehatan di masa pandemi di antaranya kemiskinan yang mengakibatkan banyaknya masyarakat yang kekurangan gizi hingga terjadi kematian terutama pada bayi. Hal ini sangat berdampak buruk pada tingkat harapan hidup masyarakat. Selanjutnya, hubungan antara sistem ekonomi pada kesehatan di masa pandemi di antaranya penurunan pendapatan nasional yang sangat berpengaruh langsung pada pengembangan sistem kesehatan.

Sedangkan hubungan antara kondisi kesehatan pada ekonomi di masa pandemi di antaranya suatu negara dengan kondisi kesehatan masyarakat dan pendidikan yang lemah akan sulit untuk mencapai pertumbuhan ekonomi yang berkelanjutan. Selanjutnya, hubungan antara sistem kesehatan pada ekonomi di antaranya pembiayaan kesehatan masyarakat yang berlebih akan menghambat pertumbuhan di sektor lain yang berakibat pada terperangkapnya masyarakat ke jurang kemiskinan.

  •          Kesehatan dalam Konsep Makroekonomi Klasik

Kesehatan merupakan bagian dari modal masyarakat yang memengaruhi produktivitas kerja. Kesehatan tidak hanya memengaruhi ekonomi secara langsung, tetapi juga secara tidak langsung melalui modal manusia lainnya (contoh: pendidikan, dll) serta modal fisik. Beberapa studi terkait kesehatan dan produktivitas di Indonesia, antara lain studi terkait hubungan antara suplementasi zat besi dengan peningkatan produksi, waktu kerja, serta pendapatan; hubungan antara tinggi badan dengan peningkatan pendapatan; dan hubungan antara pengentasan stunting dengan keuntungan ekonomi (cost-benefit analysis).

  •        Perbaikan Kesehatan untuk Pembangunan Ekonomi

Kesehatan merupakan bagian penting dari pertumbuhan ekonomi. Jika kesehatan ditingkatkan maka diharapkan juga akan meningkatkan harapan hidup masyarakat sehingga populasi usia kerja akan meningkat. Kondisi kesehatan masyarakat yang buruk dikhawatirkan akan mengurangi tingkat GDP sekitar 15% setiap tahun dengan tingkat kematian yang tinggi serta potensi hilangnya produktivitas masyarakat.

  •       Islam, Ekonomi dan Kesehatan

“Kini kita tengah berada dalam kondisi darurat (krisis) kesehatan dan ekonomi pada masa pandemi. Jadi mengontekstasi agama terhadap kondisi darurat dalam realita kesehatan, ekonomi, dan lain-lain adalah hal penting yang tidak bisa kita tinggalkan.”

-Muhammad Khaeruddin Hamsin

 

Kesimpulan :

Pandemi mungkin mengakibatkan peningkatan pengeluaran ekonomi, tetapi intervensi kesehatan non-farmasi akan menghasilkan perekonomian yang lebih baik. Perbaikan kesehatan juga dapat mengubah kondisi sosial dan ekonomi. Selanjutnya, pelaksanaan strategi perekonomian sebisa mungkin memprioritaskan kesehatan masyarakat tanpa terkecuali. Hal tersebut juga menjadi tugas para ekonom untuk berkontribusi dalam membangun perekonomian dengan tidak mengabaikan kesehatan masyarakat.


 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Pages