Notulensi NOBITA #3 - CSI FEB
Notulensi NOBITA #3

Notulensi NOBITA #3

Share This


Notulensi NOBITA #3

Pemateri : Imam Hamidi (Aktivis Pendidikan Karakter)

Tema : Kondisi Umat Islam saat Ini

Sub Tema : Kemanakah Ibnu Sina Kekinian?


Ahad, 27 Juni 2021 pukul 20.00 WIB

Community of Syiar Islam (CSI) FEB mengadakan kajian rutin dengan konsep “Nongkrong Bareng Kita (NOBITA)” yang mengusung tema “Kondisi Umat Islam Saat Ini”. Disampaikan oleh Ustadz Imam Hamidi yang merupakan seorang aktivis pendidikan karakter, kajian malam hari ini menjadi salah satu akses yang dinikmati oleh para kader CSI untuk memperluas pengetahuan juga pemahaman mengenai kondisi umat saat ini dan harapannya, menjadi bekal penguat untuk menjalani amanah dakwah kedepannya.

Pembahasan yang dimulai dengan memperkenalkan situasi dan kondisi zaman yang saat ini tidak lagi sesuai dengan yang semestinya. Dimulai dari masalah politik negara-negara mayoritas muslim yang hingga hari ini belum teratasi, umat islam yang lemah dari sisi tarbiyah dan perencanaan, banyak yang hari ini menjadikan islam hanya sebagai agama ritualnya saja, dan parahnya, seperti yang terdapat dalam hadist nabi SAW, bahwa akan datang zaman dimana banyak orang yang berkumpul di masjid tetapi bukan bagian dari orang-orang mukmin. Hal tersebut menggambarkan kondisi yang saat ini banyak kita lihat, dimana masjid bukan lagi digunakan untuk tempat ibadah ternyaman akan tetapi, malah banyak digunakan untuk hal-hal yang bersifat duniawi dan nyatanya memberi pengaruh buruk terhadap kemakmuran masjid secara tidak langsung.

Saat ini, hal utama yang kita hadapi adalah perang terhadap pemikiran karena nyatanya , perang ini terjadi tanpa adanya persiapan matang terhadap kualitas senjata dan panglima yang mengendalikannya. Kerusakan zaman hari ini juga banyak diakibatkan oleh maraknya pendangkalan terhadap ilmu, pembiasan yang membuat benar ataupun salah menjadi sulit dibedakan, penyesatan yang banyak dilakukan, dan juga budaya dan perilaku westernisasi yang saat ini sedang berkembang pesat. Hakikatnya, kita terlalu sibuk menjadi yang orang suka, tetapi lupa menjadi yang Allah suka. Oleh karena itu, ustadz Imam menyampaikan beberapa cara agar kita terhindar dari perilaku yang membuat kerusakan zaman seperti, 

SD : Sadar Diri (Sadar kita diciptakan sebagai manusia yang tugasnya adalah beribadah dan sadar akan dunia yang fana dan kematian semakin mendekati diri kita)

SMP : Segera Musnahkan Penghalang

SMA : Selalu Mengingat Allah SWT


Tanya Jawab : 

  • Saya ingin bertanya, sebelumnya mohon maaf jika keliru dari pertanyaan mohon untuk diluruskan. Jika muara dari tertinggal nya umat muslim saat ini adalah kurangnya tarbiah? Apakah negara barat yang mana tidak bisa kita pungkiri bahwa lebih maju dari umat islam saat ini, mereka kuat akan Tarbiyah?

Jawaban : Sebenarnya kita harus memaknai tarbiyah dari peran yang kita lakukan, karena bukan otak atau kualitas pemahaman keilmuan umat muslim yang terbatas, tapi bagaimana cara kita menumbuhkan kembali minat berkontribusi agar terciptanya kemajuan peradaban. Hal ini bisa dilakukan ketika seseorang memiliki spesifikasi keahlian tertentu, bagaiman cara agar ia dapat memberikan kontribusi terhadap kemajuan peradaban.


  • Izin bertanya, dimana kekuatan dakwah adalah persatuan, nah bagaimana menghadapi tantangan yang berasal dari dalam diri sendiri masing2 ?  misalnya ego?

Jawaban : Kita diciptakan sebagai makhluk social. Dan dalam sebuah riwayat pun disebutkan bahwa “Kita sebagai manusia bermusuhan dengan syetan dalam kebersamaan dan berteman baik dengan syetan dalam kesendirian”. Jadi, alangkah baiknya kita membangun suatu system untuk saling menguatkan dalam ber amal jama’i dan yang membuat ego kita semakin kecil kuasanya. Jangan sampai kita merasa cukup kuat untuk menyelamatkan diri dari future iman dalam kesendirian.


  • Izin bertanya, sebenarnya apa sih yang saat ini diperlukan umat islam untuk kembali berjaya seperti zaman terdahulu? Dan apakah hanya karena keimanan saja?

Jawaban : Imam Malik ra dalam riwayatnya mengatakan “Tidak mungkin menjadikan generasi ini baik kecuali dengan melakukan apa yang generasi terdahulu lakukan untuk kembali berjaya”. Kesolehan untuk saat ini tidak lagi menjadi factor utama karena sekarang, sudah banyak akses untuk menjadi soleh. 


Closing Statement : 

Ketika kita sudah menyatakan diri untuk bergabung dalam organisasi dakwah, maka berhak ntuk memilih apakah kita ingin menjadi layaknya orang yang tenggelam dalam lautan atau dalam arti kita akan sibuk dengan bagaimana cara agar kita selamat dari tenggelam itu dan tidak menikmati keindahan lautan tersebut, dan apakah kita memilih menjadi layaknya orang yang menyelam di kedalaman laut, artinya tenang dan nyaman dalam menikamati keindahan bawah laut. Adakalanya, kita melihat organisasi lain lebih seru dan berpikir bahwa disanalah harusnya aku berada. Akan tetapi, alangkah baiknya kita mencoba mengambil hikmah apa yang membuat organisasi tersebut terlihat lebih baik dalam pandangan kita dan membawanya ke dalam organisasi ini sehingga kita akan menganggap organisasi ini pun sama baiknya. Karena bagaimanapun juga, organisasi yang kita tempati ini menjadi rumah untuk kita pulang dan berlindung. 


Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Pages