Oleh : Qonaitah Azmah Syahidah
Apa yang terlintas di benak kalian saat mendengar kata ‘Dracula’? Pastilah sebuah tokoh fiksi makhluk jahat bertaring yang menghisap darah. Sosok gambaran Dracula tersebut digambarkan pertama kali oleh Bram Stoker dalam bukunya yang berjudul “Dracula”. Tahukah kalian bahwa sosok ‘Dracula’ sesungguhnya nyata, dan bukan sebuah tokoh karangan fiksi.
Siapa itu Dracula?
Nama : Vlad Tepes III Dracula
Julukan : Vlad The Impaler (Vlad si Penusuk)
Tanggal lahir : Wallachia, 1482 – 1431
Istri : Justina Szilagyi
Ayah : Vlad II Dracul Wallachia
Ibu : Eupraxia of Moldavia
Adik : Radu cel Frumos
Agama : Eastern orthodox
Bagaimana Jalan Hidup Dracula?
Vlad atau Dracula, merupakan anak dari Vlad II Dracul raja Wallachia. Dracula sendiri memiliki arti ‘Anak Dracul’, nama ini didapatkan karena bergabungnya Vlad II dan Vlad III dalam ordo naga. Wallachia merupakan bagian dari kerajaan Hungaria, sehingga di atas Vlad II terdapat Raja Charles yang merupakan pemimpin Hungaria. Atau jika diibaratkan Wallachia seperti kota Jakarta, dan Hungaria merupakan negara Indonesia. Pada tahun 1415 kedudukan Vlad II ditangguhkan oleh Charles selaku pemimpin Hungaria, karena Vlad II dianggap tidak becus dalam memimpin Wallachia. Pemerintahan Hungaria pun mematok pajak yang cukup tinggi untuk Wallachia, yang tidak sebanding dengan penghasilan Wallachia yang kecil pada saat itu.
Vlad III di Ottoman
Singkat cerita, Vlad II meminta bantuan kepada Sultan Murad II (ayah Muhammad Al-Fatih) untuk menyelamatkannya dari Hungaria. Karena jika tidak membayar pajak-pajak tersebut, maka kekuasaannya akan benar-benar dicabut oleh kerajaan Hungaria. Sultan Murad II pun membantu Vlad II, dengan syarat Vlad III dan Radu harus belajar di kekaisaran Ottoman. Sejarah mencatat bahwa Vlad dan Radu di tawan di kekaisaran Ottoman, secara bahasa perang memang seperti itu. Tetapi dengan standar tawanan pada zaman itu, Vlad III dan Radu merupakan tawanan yang diperlakukan dengan baik bidangkan tawanan lainnya pada zaman itu..
Di Ottoman, Vlad III dan adiknya mempelajari pelajaran secara umum dan juga mempelajari islam. Radu yang seumuran dengan Muhammad Al-Fatih sangat senang berada di Ottoman, dia bahkan menjadi teman dekat Muhammad Al-Fatih. Tak hanya itu, hati Radu juga terketuk dan menjadi seorang muslim. Berbeda dengan sang kakak Vlad III yang benci berada di sana, dia kesal dengan keputusan ayahnya yang meminta bantuan kepada Turki yang saat itu sedang menjadi musuh besar Ortodox. Dia menganggap bahwa dengan meminta bantuan Turki, membuat Wallachia menjadi hina karena meminta bantuan kepada musuh Kekristenan. Selama di sana Vlad III selalu menebarkan aura kebencian, terutama kepada kaum muslim di sana.
Ia juga memiliki hobi yang unik, yaitu menyiksa binatang. Terdapat cerita yang terkenang terkait hobi Vlad III ini. Pada suatu hari kucing peliharaan adiknya Vlad III, Radu, hilang. Radu dan Muhammad Al-Fatih pun mencari ke seluruh kerajaan, dan akhirnya menemukan kucingnya telah tergeletak mati tertusuk. Akan tetapi kematian kucing itu seperti disengaja dan tidak terjadi karena kecelakaan. Saat Radu sedang menangisi kucingnya, terlihat sosok Vlad III yang tersenyum licik dan terkuaklah bahwa yang melakukan hal keji tersebut adalah Vlad III.
Vlad III Keluar dari Ottoman
Suatu hari Vlad III menghilang dan tidak dapat ditemukan dimanapun. Kebencian dan kekesalan Vlad III sudah mencapai puncaknya, dan akhirnya membuat Vlad III memutuskan untuk kabur dari Ottoman. Kabar angin mengabarkan bahwa dia pergi ke gunung dan berteman dengan hewan buas, hingga menjalin hubungan dengan iblis. Hubungan tersebut dilandasi oleh kebencian Vlad III yang luar biasa terhadap kekaisaran Turki. Maka terjalinlah hubungan, di mana iblis akan memberikan kekuatan yang membuat Vlad III tidak terkalahkan, dan tentu dengan balasan dari Vlad III.
Kemunculan Kembali Vlad III
Pada tahun 1447 Vlad II meninggal karena pengkudetaan, dan saat itulah Vlad III kembali ke Wallachia dan menggantikan posisi ayahnya sebagai raja Wallachia. Kembalinya Vlad III ke Wallachia merupakan sebuah mimpi buruk bagi warga Wallachia, tidak hanya umat muslim tetapi seluruh penduduk. Penduduk yang sudah tidak berguna akan dibunuh, seperti lansia atau penduduk yang lemah, dan terutama umat muslim yang terbayang-bayangi akan dibantai.
Suatu malam Vlad III pernah mengundang para saudagar muslim untuk makan malam bersama di sebuah aula, dan saat seluruh makanan sudah tersaji Vlad III melangkah keluar ruangan dan membakar aula tersebut tanpa menyisakan siapapun. Dan kisah kekejaman yang sangat terkenal dari Vlad III, adalah kekejamannya dalam mencula manusia. Yaitu sebuah pembunuhan penyiksaan dengan penusukan tongkat dari dubur hingga menembus kepala. Vlad III mendapatkan inspirasi penculaan ini saat Vlad III kecil di bawa oleh sang ayah ke Konstantinopel dan mendapati hukuman penculaan yang dipertontonkan di tengah kota. Terdapat kabar pula, bahwa darah para korbannya tidak hanya mengalir ke tanah, melainkan juga diminum oleh Vlad III. Inilah asal usul manusia penghisap darah dalam buku Bram Stoker.
Penduduk Wallachia pada zaman kekuasaan Vlad III dihantui dengan rasa ketakutan. Tak hanya umat muslim yang sangat dibenci oleh Vlad III, akan tetapi seluruh rakyat Wallachia. Dikabarkan pula bahwa Vlad III memiliki istri yang akhirnya meninggal sebelum Vlad III, yang tidak diketahui alasan kematiannya. Apakah bunuh diri karena tidak kuat dengan kekejaman suaminya, atau dibunuh oleh Vlad III sendiri?
Penanganan Vlad III
Kabar kekejaman Vlad III akhirnya sampai ke telinga Muhammad Al–Fatih, yang saat itu sudah menjadi sultan menggantikan ayahnya. Pada saat itu pula Muhammad Al-Fatih telah menaklukan Konstantinopel. Akhirnya Muhammad Al–Fatih membawa pasukan menuju Wallachia untuk menaklukan Vlad III. Muhammad Al–Fatih dan rombongan pun berangkat dengan menggunakan kuda, yang merupakan alat transportasi pada saat itu. Karena perjalanan yang cukup jauh dan memakan waktu, Muhammad Al–Fatih dan pasukannya pun berhenti sejenak di sebuah sungai. Di sungai tersebut mereka mendirikan tenda untuk beristirahat dan juga mengisi perut mereka.
Keesokan harinya, secara serentak terdapat banyak pasukan yang jatuh sakit. Dan saat di diagnosa oleh dokter, dinyatakan bahwa para pasukan tersebut keracunan makanan. Muhammad Al–Fatih langsung memerintahkan pasukannya mencari tahu sumber keracunan makanan tersebut, para pasukan akhirnya menaruh kecurigaan terhadap air sungai yang mereka konsumsi. Maka Muhammad Al–Fatih mengirim Radu (adik Vlad III) dan beberapa pasukannya untuk menyusuri sungai dan mencari tahu apa yang terjadi. Maka berangkatlah Radu dan pasukan menyusuri sungai tersebut.
Alangkah terkejutnya Radu dan pasukan, saat sampai di hulu sungai. Terdapat tumpukan mayat yang memancarkan aroma busuk, dan juga darah serta kuman-kuman dari mayat-mayat tersebut yang mengalir ke hilir sungai yang mencemari air konsumsi pasukan. Tak hanya itu di puncak sungai terlihat suatu rimbunan, tetapi bukan rimbunan pohon melainkan rimbunan manusia yang dicula. Vlad III telah membunuh dan mencula manusia, serta mengumpulkannya menjadi hutan cula untuk menyambut pasukan Muhammad Al-Fatih. Terkejut dengan pemandangan tersebut, tak sedikit pasukan yang menjadi ciut dan langsung terguncang mentalnya. Di saat terkejut tersebut, pasukan Vlad III tidak hanya diam. Mereka telah bersembunyi dan langsung menyerang mereka, saat kembali Radu dan pasukan tidak dalam formasi yang lengkap. Yang kembali hanyalah sebagian pasukan dan juga Radu.
EKSEKUSI
Pasukan yang berhasil kembali langsung bergegas melaporkan kejadian tersebut kepada Muhammad Al–Fatih. Dengan mental yang terguncang, secara terbata-bata mereka menceritakan apa yang telah mereka saksikan. Mendengar hal tersebut tanpa berpikir panjang, Muhammad Al–Fatih langsung membawa pasukannya menuju kastil Wallachia tempat kediaman Vlad III. Kastil tersebut dibuat di sebuah bukit yang curam dan terpencil, dan merupakan bangunan yang dibuat atas permintaan Vlad III. Dalam proses pembuatannya pun tak sedikit manusia yang menjadi korban.
Muhammad Al–Fatih dan pasukan cukup kesulitan untuk mencapai kastil tersebut karena lokasinya yang terpencil dan curam di atas bukit, bahkan saat sudah mencapai kastil tersebut tak langsung mendapatkan Vlad III. Saat pasukan Muhammad Al–Fatih datang, Vlad III bersembunyi dan menjadikan pasukannya menjadi tameng. Akan tetapi dengan izin Allah SWT, Vlad III berhasil ditemukan dan dihabiskan oleh Muhammad Al–Fatih. Berakhirlah kekuasaan Vlad III dan Wallachia menjadi di bawah kekuasaan Muhammad Al–Fatih.
Konspirasi Barat!
Itulah kawan, Dracula sesungguhnya adalah seorang manusia berdarah dingin dan kejam. Begitu sayang kesempatan Dracula untuk belajar secara langsung di Turki, tidak dapat membawa Vlad III kepada jalan hidayah. Berbeda dengan adiknya Radu cel Frumos, yang merasakan manisnya islam dan iman. Dendam yang begitu membara membawa Vlad III kepada jalan kedzaliman dan bahkan jalan sesat dengan menjalin hubungan dengan iblis.
Bagi barat, Vlad III adalah pahlawan yang membawa kejayaan kepada kekristenan. Bahkan istana yang dibangun oleh Vlad III, dijadikan museum dan makam Vlad III diabadikan sebagai seorang pahlawan. Kekalahan Vlad III ini ditutupi oleh pihak barat dengan membuat sosok Dracula yang merupakan sosok asli Vlad III, sehingga Dracula menjadi tokoh fiksi di kalangan umum saat ini. Begitu pintar mereka memutarbalikkan fakta menjadi dongeng, dan mengubah dongeng menjadi fakta.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar