Amanah, Prioritas, dan Loyalitas - CSI FEB
Amanah, Prioritas, dan Loyalitas

Amanah, Prioritas, dan Loyalitas

Share This

 

Untuk Para Pejuang Multi-Amanah 

Oleh : Qonaitah Azmah Syahidah




            Amanah merupakan salah satu dari sifat nabi, yang berarti sifat dapat dipercaya. Setiap tanggung jawab yang diberikan kepadanya dijalankan dengan baik, seperti saat nabi mendagangkan dagangan pamannya. Sebagai mahasiswa apa saja sih tanggung jawab kita sebagai?

  • .      Muslim

Sebagai seorang muslim kita memiliki tanggung jawab kepada Sang Pencipta, dimana hubungan ini bersifat secara ruhiyah. Seperti amal ibadah (sholat, puasa, zakat, haji jika mampu) yang wajib kita lakukan, dan amal kebaikan (sedekah, sunnah-sunnah) yang sebaiknya kita lakukan. Tanggung jawab sebagai muslin ini berganjaran secara tidak langsung, dapat berganjar di dunia ataupun di akhirat.

  • Anak

Sebagai sorang anak kita memiliki tanggung jawab kepada orang tua, yang menyambung pula dengan tanggung jawab kepada Sang Pencipta. Mengapa menyambung? Karena sifat dari tanggung jawab ini juga bersifat ruhiyah yang berkorelasi dengan amal kebaikan yang juga tidak akan mendapat ganjaran secara langsung, melainkan dapat di dunia ataupun juga di akhirat. Bentuk tanggung jawab ini berupa ketaatan dan kebaktian kita sebagai seorang anak kepada orang tuanya.

  • Pelajar

Sebagai seorang pelajar kita dipercayai oleh orang tua kita untuk menuntut ilmu, dengan harapan menjadi seorang manusia yang berpendidikan dan berkualitas. Tak jarang pelajar saat ini menyia-nyiakan kepercayaan tersebut dan tidak melakukan tugasnya sebagai seorang pelajar. Tugas dari pelajar cukup sederhana, hanya Belajar. Baik belajar secara formal maupun non-formal. Sebagai manusia pemegang nama sebagai seorang muslim, kita juga membawa nama Islam dalam langkah kita. Sehingga dengan berpendidikan maka dapat mengangkat pula derajat umat Islam di mata muka umum.

  • Warga Negara

Tak berbeda jauh dengan kita memegang nama sebagai seorang muslim, kita juga memiliki tanggung jawab menjadi warga negara yang baik. Tanggung jawab untuk mematuhi peraturan yang dibuat oleh pemerintah, selama tidak menyalahi aturan agama Islam. Sebagai pengikut kita juga memiliki kewajiban untuk mematuhi pemimpin kita, selama tidak menyalahi aturan agama.

 

            Dan terakhir yang merupakan inti pembahasan dari tulisan kali ini adalah…

  •   Anggota Organisasi

            Tak dipungkiri kita sebagai anggota Community Of Syiar Islam (CSI) memiliki tanggung jawab sebagai anggota anggota, yang tentu harus dilaksanakan dengan baik. Tugas sebagai anggota divisi atau mungkin tugas sebagai Koor atau bahkan Ketua Umum. Tanggung jawab sebagai anggota organisasi dipikul secara bersama-sama dengan anggota  lainnya. Satu anggota dan anggota lainnya memiliki porsi tugasnya masing-masing, dan jika satu anggota mengalami kendala dalam melaksanakan tugasnya. Maka anggota lainnya haruslah membantu anggota tersebut untuk menyelesaikan tugasnya.

            Tanggung jawab sebagai anggota organisasi ini haruslah dilaksanakan, agar tidak terjadi kemudharatan. Karena dengan anggota yang tidak bertanggung jawab, dapat berpengaruh terhadap seluruh kegiatan. Terutama bagi para multiamanah, yang memiliki amanah selain di CSI FEB.

            Kecondongan tidak mungkin dihindari, karena pada hakikatnya manusia tidak bisa memberikan porsi loyalitas yang sama untuk setiap organisasi yang diikutinya. Pasti terdapat organisasi dengan porsi loyalitas yang lebih rendah dan lebih tinggi dari satu sama lain. Sebagai orang yang bertanggung jawab, seluruh tanggung jawab tersebut harus terlaksana dengan baik. Standar minimal sebagai seorang anggota organisasi adalah terlaksananya tugasnya sendiri, dan jika memiliki keluangan waktu dan tenaga dapat membantu anggota lainnya yang membutuhkan bantuan. 

“Tiap- tiap diri bertanggung jawab atas apa yang telah diperbuatnya.” (QS : Al-Mudatstsir : 38) 

            Meskipun kita merupakan makhluk sosial, tetapi kita tetap berdiri di kaki kita sendiri. Dan akan bertanggung jawab untuk diri kita sendiri. Kita harus juga sadar akan batas diri kita, amanah yang kita terima harus sesuai dengan batas diri kita. Dengan menolak tanggung jawab bukan berarti kita tidak bertanggung jawab atau nilai kita buruk sebagai manusia, akan tetapi kita mengetahui batas diri kita sendiri.

            Penolakan tersebut juga harus disampaikan secara ahsan (baik), bukan dengan menghilang dari organisasi tersebut. Penolakan dan kesulitan yang ditanggapi dengan menghilang, membuktikan ketidakprofessionalan seseorang. Sebagai manusia yang terdidik dan berintegritas, maka akan melaksanakan tugasnya dengan baik dan jika menolaknya maka menolak dengan baik dengan memberikan konfirmasi.

 

Semangat para Pejuang Multi Amanah…

            Kalian diberikan amanah yang lebih banyak dibandingkan orang lain, tetapi ingat kalian sendirilah yang memilih jalan ini. Memilih untuk menjadi seorang multi amanah. Ingatlah untuk selalu professional dalam amanah, meski kecondongan tidak akan terhindari. Akan tetapi kalian tetap bisa memperlihatkan integritas kalian sebagai orang yang amanah dan tanggung jawab oleh amanahnya sendiri.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Pages