Dewasa ini publik dikejutkan dengan adanya kegiatan keIslaman yang tidak sesuai dengan syariat. Banyaknya nilai-nilai melenceng yang dilakukan, menimbulkan munculnya banyak kecaman dari publik. Kegiatan yang membawa nama Islam ini tidak hanya mencoreng agama, namun juga menimbulkan paradigma negatif di kalangan masyarakat. Permasalahan-permasalahan ini jika terus dibiarkan akan berdampak luas pada aspek lainnya yang sama sekali tidak berkaitan. Untuk itu, bagaimana sih cara berdakwah yang baik yang sesuai dengan ajaran Rasulullah SAW?
Allah SWT memerintahkan secara langsung untuk berdakwah dan bagi mereka yang berdakwah, maka tergolong ke dalam orang-orang yang Allah SWT cintai. Hal ini sesuai dengan firman-Nya dalam QS. Fussilat ayat 33:
وَمَنْ أَحْسَنُ قَوْلًا مِّمَّن دَعَآ إِلَى ٱللَّهِ وَعَمِلَ صَٰلِحًا وَقَالَ إِنَّنِى مِنَ ٱلْمُسْلِمِينَ
Artinya: Siapakah yang lebih baik perkataannya daripada orang yang menyeru kepada
Allah, mengerjakan amal yang saleh, dan berkata: "Sesungguhnya aku termasuk
orang-orang yang menyerah diri?"
Tidak hanya dalam QS.Fussilat, dakwah berkali-kali disebutkan dalam Al-Quran,
antara lain; QS. Al-Imran ayat 104 dan 110, Al-Baqarah ayat 143, serta Hud ayat 112. Dapat
disimpulkan bahwa sebagai seorang muslim, diwajibkan atasnya untuk berdakwah agar
tergolong kedalam orang-orang yang dicintai-Nya.
Namun dalam dakwah perlu diperhatikan apakah terdapat pencampur adukkan antara
aturan (Manhaj) dan cara (thariqah) dakwah, antara substansi dan metode, serta antara visi
dan teknik yang dapat menimbulkan perubahan (tahrif) dan penyimpangan (tamyi) misi
utama dakwah. Maka agar jalan dakwah tetap terarah pada jalan yang benar, kita perlu
mengetahui bagaimana dakwah yang rasulullah SAW lakukan.
Menurut sifatnya, media dakwah dibagi menjadi dua, yaitu media yang bersifat
tauqifiyah (tidak membutuhkan ijtihad) dan media yang bersifat ijtihadiyah (membuka
peluang ijtihad). Media tauqifiyah adalah metode yang senantiasa Rasulullah SAW
lakukan,yaitu menekankan pada akidah, mengikis kemusyrikan, dan menumpas
musuh-musuh agama. Sedangkan media ijtihadiyah adalah beberapa bentuk metode dakwah
berupa membuat konten informatif audiovisual, mendirikan sekolah, membuat organisasi,
ataupun menggunakan teknologi-teknologi modern yang ada pada zaman kini. Maka dalam
hal ini, media yang digunakan harus bergantung pada ijtihad dan pertimbangan tingkat
maslahah yang dicapai, serta perlu adanya pemikiran dan pengkajian yang mendalam tentang
kesesuaian media yang digunakan dengan syariat.
Dengan banyaknya ragam bentuk dakwah saat ini, perlu adanya pengembalian kepada
manhaj Rasulullah SAW dalam melakukan perubahan. Manhaj inilah yang diridai Allah
SWT untuk diterapkan Rasulullah SAW dalam dakwahnya, sejak fase bi’tsah (diutus menjadi
nabi) hingga beliau wafat. Adapun karakteristik manhaj Rasulullah SAW, yaitu:
- Manhaj yang pijakan, tujuan, prinsip-prinsip, dasar-dasar, dan titik perhatiannya berasal dari wahyu.
- Manhaj yang komprehensif (meliputi segala hal) dan integral, yaitu mencakup seluruh persoalan dakwah, baik dalam hal keilmuan, praktik, pemikiran, perilaku, akidah, dan syariat, bahkan tuntunan perilaku.
- Manhaj yang mengajarkan kepada para pendakwah bagaimana menghadapi suatu realitas dengan berdasar pada pengetahuan yang akurat dan analisa yang cermat untuk mengetahui inti permasalahan yang dihadapi, sehingga dapat mengetahui hukum yang benar dan dapat menentukan hukum syariat yang dibutuhkan untuk menghadapi realitas tersebut.
Manhaj dakwah Rasulullah SAW ini adalah satu-satunya kerangka acuan yang tidak
bisa ditinggalkan oleh seorang da’i atau pendakwah yang mengharapkan keselamatan dunia
dan akhirat. Karena di dalam manhaj ini menjamin seorang da’i untuk dapat benar-benar
mengikuti tuntunan Rasulullah SAW yang menjamin keselamatan dakwahnya dari
penyelewengan dan penyimpangan. Selain itu, manhaj ini meluruskan pemahaman para da’i
tentang tujuan-tujuan syariat (Maqashid Syar’iyyah) dan misi-misi dakwah yang sebenarnya,
sehingga langkah-langkah untuk menegakkan agama Allah SWT di muka bumi ini berjalan
dengan baik.
Written by: Evah
Written by: Evah
Sumber: Amahzun, M. (2006). Manhaj Dakwah Rasulullah. Jakarta: Qisthi Press


Tidak ada komentar:
Posting Komentar