Assalamu’alaikum CSI FEB. Apa kabar? Semoga sehat selalu ya. Alhamdulillah banget nih kita bisa ketemu lagi di KATALOG (Berkata di Blog) bulan ini, btw pada tau nggak apa yang akan kita bahas pada katalog kali ini? Okey langsung aja yuk, kita akan bahas tentang Tema “Dialah yang Selayaknya Lebih Engkau Cinta” Simak selalu ya Shob. Check it Out…
Setiap
orang pasti memiliki cinta dan dia pasti akan merasa bahagia tatkala mencintai
dan dicintai, diberikan perhatian, seperti ketika orang tuamu yang sangat
mencintaimu semenjak engkau masih berada dalam kandungan bahkan jauh sebelum
engkau menjadi embrio dalam rahim ibumu.
Mereka
pun telah mencurahkan kasih sayangnya untuk menunggu kehadiranmu. Hingga mereka
rela berkorban mempertaruhkan nyawa demi keselamatanmu untuk lahir di dunia
ini. Setelah engkau lahir, maka orang tua merawatmu dengan baik dan memberikan
kasih sayang yang tak terhingga. Dengan pengorbanan orang tua yang amat besar
tersebut maka pastilah engkau ingin sekali berbakti kepada orang tuamu dan
berusaha untuk membalas kebaikan mereka meskipun engkau tak akan pernah mampu
membayarnya.
Lalu,
bagaimana ketika engkau tahu bahwasanya ada Dzat yang sangat cinta dan
perhatiannya kepadamu, melebihi cinta dan perhatiannya orang tua terhadapmu?
Tentu engkau akan lebih cinta dan berbakti kepada Dzat tersebut, yaitu Allah.
Dialah
yang senantiasa mencintaimu tatkala manusia membencimu, Dialah yang akan selalu
peduli padamu ketika manusia mengacuhkanmu, Dialah yang akan selalu memberimu
tatkala engkau meminta sesuatu, Dialah yang memperhatikanmu setiap saat meski
seringkali engkau tak mengingat-Nya, Dialah yang mencukupi kebutuhanmu,
membuatmu tertawa bahagia dan memberikan banyak kenikmatan yang tak terhingga
kepadamu.
Tentunya
Dialah yang paling berhak mendapatkan cintamu di antara cinta yang engkau
berikan untuk kedua orang tuamu, kerabatmu, kawan-kawanmu dan kaum muslimin
pada umumnya.
Begitupun,
selayaknya cintamu kepada mereka engkau landasi di bawah naungan cinta kepada
Allah Ta’ala. Ingatlah bahwasanya mereka adalah bagian dari ujian. Allah Ta’ala
berfirman:
“Dijadikan
indah pada (pandangan) manusia kecintaan kepada apa-apa yang diingini, yaitu
wanita-wanita, anak-anak, harta yang banyak dari jenis emas, perak, kuda
pilihan, binatang-binatang ternak dan sawah ladang …” (QS. Ali Imran:14).
Syaikh
‘Abdurrahmān bin Nāṣir As-Sa’diy menjelaskan dalam tafsirnya tentang ayat di
atas, “Allah menjadikan (apa yang telah
disebutkan: wanita, anak, harta yang banyak baik emas, perak, kuda pilihan,
binatang-binatang ternak dan sawah ladang) sebagai ujian bagi hamba-Nya untuk
mengetahui siapa yang lebih mengedepankan ketaatan kepada Allah dan keridhaan-Nya
daripada kesenangan dan apa-apa yang dia inginkan.”
Oleh
karena itu, sudah sepantasnya kita memberikan hak-hak Allah sebagaimana
mestinya. Dikatakan oleh Syaikh Muhammad bin Shalih Al-‘Utsaimin di dalam
kitabnya bahwa hak Allah adalah hak yang paling wajib dan agung. Dia
menciptakan segala sesuatu dan menyempurnakannya dengan hikmah yang sempurna.
Hak
Allah yang menciptakanmu yang pada asalnya tidak ada dan tidak disebutkan
sebelumnya, hak Allah yang memeliharamu dengan nikmat-nikmat ketika engkau
masih di perut ibumu dalam tiga kegelapan yang tidak ada seorang makhluk pun
bisa memberikan makanan kepadamu dan memperbaiki pertumbuhan dan hidupmu.
Dialah yang memberikan air susu untukmu, memberikanmu petunjuk, menundukkan
kedua orang tuamu untukmu, melengkapi dan menyiapkan (segala perlengkapan) mu,
memberikan nikmat-nikmat, akal, dan pemahaman serta mempersiapkanmu agar mampu
menerimanya dan mengambil manfaat dengannya (Huqūqun da’at ilaihā Al-Fiṭrah wa
qarrarathā Asy-Syarī’ah, hal.7).
Lalu apa yang engkau sombongkan? Kenapa engkau
masih enggan untuk sekedar berdua dengan-nya di sepertiga malam tatkala Dia
menyerumu untuk sholat, berdzikir kepada-Nya, menghinakan dan merendahkan
dirimu di hadapan-Nya? Kenapa hatimu tak malu tatkala engkau berbuat maksiat
kepada-Nya sementara Dia mengetahuinya. Kenapa masih saja engkau duakan
cinta-Nya, dan engkau langgar larangan-nya? Kenapa masih saja engkau cari-cari
seribu alasan agar Dia selalu memberikan udzur dari perkara yang engkau
buat-buat?
Dan
kenapa masih saja engkau bakhil untuk meneteskan air matamu karena menyesali
kesalahan dan dosa-dosa yang telah meliputimu? Sadarkanlah dirimu wahai jiwa
yang terlarut dalam maksiat dan dosa. Sungguh tak ada sesuatu pun dalam dirimu
yang patut untuk sombongkan.
Sesungguhnya
Dia tidak membutuhkan kita tetapi kitalah yang sangat butuh terhadap Allah.
Syaikh Muhammad bin Shalih Al ‘Utsaimin bertutur lagi dalam kitabnya,
“Allah hanyalah menginginkan satu hal
saja darimu itu pun mashlahatnya kembali kepadamu yaitu agar engkau
menyembah-Nya dan tidak menyekutukan-Nya. Dia menginginkan agar engkau menjadi
hamba dengan seluruh makna ‘ubudiyyah sebagaimana Dia adalah Rabbmu dengan
seluruh makna rububiyyah, menjadi hamba yang merendahkan diri kepada-Nya,
tunduk, melaksanakan perintah-Nya, menjauhi larangan-Nya, membenarkan kabar-Nya
karena engkau telah melihat nikmat-nikmatn-Nya yang terus-menerus sempurna
kepadamu, maka apakah engkau tidak malu mengganti nikmat-nikmat tersebut dengan
kekufuran?” (Huqūqun da’at ilaihā Al-Fiṭrah wa qarrarathā
Asy-Syarī’ah, hal.8).
Lalu beliau mengatakan: “Apabila ada seseorang
yang memberi keutamaan kepadamu niscaya engkau akan malu untuk berbuat maksiat
kepadanya dan melanggarnya. Maka bagaimana dengan Rabbmu yang seluruh keutamaan
padamu itu adalah dari-Nya? Dan setiap apa yang engkau terhindar dari kejelekan
adalah bagian dari rahmat-Nya” (Huqūqun da’at ilaihā Al-Fiṭrah wa qarrarathā
Asy-Syarī’ah, hal.8).
Allah
Ta’ala berfirman,
“Dan segala nikmat yang ada padamu (datangnya)
dari Allah, kemudian apabila kamu ditimpa kesengsaraan, maka kepada-Nya lah
kamu meminta pertolongan.” (QS. An-Nahl: 53).
Janganlah
engkau buat Dia cemburu karena Dia akan berpaling darimu. Dikatakan oleh
Al-Imam Ibnul Qayyim dalam kitabnya yang indah bahwasanya Allah akan cemburu
terhadap hamba-Nya, jika hati hamba-Nya tidak terisi cinta, ketakutan, dan
harapan kepada-Nya dan sebaliknya diisi dengan hal-hal selain Allah. Allah
menciptakan hamba untuk menyembah-Nya dan memilih-Nya di antara semua makhluk.
Dalam sebuah atsar Ilahy disebutkan,
“Wahai
anak Adam, Aku menciptakanmu untuk Diri-Ku dan Aku menciptakan segala sesuatu
untukmu. Dengan hak-Ku atas dirimu, maka janganlah engkau menyibukkan diri
dengan apa-apa yang Kuciptakan bagi dirimu dan mengabaikan tujuan Kuciptakan
dirimu. (Taman Orang-orang Jatuh Cinta dan Memendam Rindu, hal. 263-264).
Oleh
karena itu, ambillah kesempatan untuk berdua dengan Allah. Seorang hamba berada
di hadapan Allah dalam dua kesempatan, yaitu ketika shalat dan pada hari
perjumpaan dengan-Nya kelak. Barangsiapa yang bersungguh-sungguh saat
berhadapan dengan Allah dalam kesempatan yang pertama (shalat) maka akan mudah
baginya untuk mendapatkan kesempatan kedua. (Menjadi Kekasih Allah, hal.119).
Patut
direnungkan oleh setiap muslim yang mengaku cinta kepada Allah. Dengan segala
cinta yang Allah beri untuk kita, namun seringkali kita membuat-Nya cemburu dan
marah. Betapa cemburunya Allah tatkala mendapati lidahmu yang tidak disibukkan
untuk menyebut nama-Nya. Betapa cemburunya Allah tatkala mendapati anggota
tubuhmu tidak digunakan untuk menaati-Nya. (Taman Orang-orang Jatuh Cinta dan
Memendam Rindu, hal. 264).
Cinta
yang sempurna akan membuatmu bahagia. Mencintai Allah merupakan kesempurnaan
cinta dan merupakan tuntutan cinta sehingga mencintai Allah akan mendatangkan
kebahagiaan yang sempurna pada diri seorang hamba.
Semoga kutipan ini bisa bermanfaat dan
senantiasa mendekatkan diri kita kepada Allah SWT.
Salam hangat
dari : Admin Katalog CSI (See You Next Time )
~ Sumber : Ustadz Ammi Nur Baits
Tidak ada komentar:
Posting Komentar